Assalamualaikum wr.wb

Semoga bermanfaat.....^-^

ascardia


ASCARDIA salut enteric terdiri dari tablet inti yang mengandung asetosal dan bahan penyalut yang tahan terhadap asam lambung. Produk ini dirancang untuk tidak melepaskan zat aktifnya di lambung, melainkan segera melepaskannya di duodenum. Sifat ini bermanfaat untuk melindungi lambung dari iritasi oieh asetosai.
o   FARMAKOLOGI                       :Asetosal merupakan zat berkhasiat yang berfungsi mencegah adhesi dan agregasi platelet, dengan cara menghambat enzim siklooksigenase yang berfungsi membentuk tromboksan A2 dan prostasiklin. Tromboksan A2 merupakan suatu vasokonstriktor yang akan menginduksi pelepasan granul-granul intraseluier, sehingga berakibat agregasi platelet. Prostasiklin merupakan vasodilator yang akan menghambat agregasi platelet. Pada keadaan normal diperlukan keseimbangan antara tromboksan A2 dan prostasiklin. Pada pembuluh darah yang sehat, platelet yang bersirkulasi tidak akan mengalami adhesi dengan pembuluh darah. Tetapi adanya kerusakan pada sel endotel akan menyebabkan agregasi platelet dan membentuk trombus, atau terjadi adhesi platelet dengan pembuluh darah. Keadaan tersebut menyebabkan gangguan aliran darah dan terjadi iskemia. yang merupakan patogenesis MCi (Myocard infarct) dan TIA (Transient Ischemic Attack)
o   INDIKASI                                 :Mengurangi  resiko  kematian  dan  atau  serangan   MCI   pada   penderita dengan riwayat infark atau angina pektoris yang tidak stabil. Mengurangi resiko serangan ulang TIA atau  stroke  pada  pria dengan riwayat iskemia otak sementara akibat emboli fibrin platelet.
Catatan                                   :Untuk menjaga  keutuhan dan manfaat salut enteriknya, Ascardia tidak disarankan untuk dibelah,dikunyah,dihancurkan atau diracik sebelum
ditelan.
o   DOSIS                                      :
Indikasi
mg
Ascardia 80mg
Ascardia 160mg
Dosis lazim
80-160
1-4 tablet
1tablet
MCl
s.d. 300
s.d. 4 tablet
s.d. 2 tablet
TIA
s.d. 1000
s.d. 12 tablet
s.d 6tablet

o   KONTRA INDIKASI                  :Tukak lambung aktif, hemofflia dan gangguan perdarahan lainnya,serta hipersensitivitas.
o   INTERAKSI OBAT                    :Pemberian    bersama    asetosal    dan    warfarin    dapat    menyebabkan perdarahan saluran cerna dan kadang-kadang perdarahan intraserebral.
o   EFEK SAMPING                       :
  • ·         Reaksi gastrointestinal  :Dosis   1000  mg/hari   asetosal   konvensional   dapat   menyebabkan   nyeri lambung, rasa terbakar, mual dan muntah. Efek samping tersebut dapat dikurangi dengan sediaan enteric coated ini.
  • ·         Perdarahan saluran cern           :Merupakan akibat efek asetosal pada mukosa lambung, disfungsi platelet dan kerentanan individu, misal: penderita ulkus peptikum.
  • ·         Hipoprotrombinemia     :Merupakan akibat pengunaan asetosal dosis besar selama beberapa hari. Hal ini dapat diperbaiki dengan pemberian Vitamin K.
  • ·         Hipersensitivitas                        :Spasme bronkus, urtikaria dan angioedema. 
 

heparin


Ø  MEKANISME KERJA
Efek antikoagulan heparin timbul karena ikatannya dengan AT-III berfungsi menghambat protease factor pembekuan termasuk factor IIa (thrombin), Xa dan IXa, dengan cara membentuk komplek yang stabil dengan protease pembekuan. Heparin yang terikat dengan AT-III mempercepat pembekuaan komplek tersebut sampai 100 kali. Bila kompleks AT-III  protease sudah terbentuk heparin dilepaskan untuk selanjutnya membentuk ikatan baru dengan membentuk antitrombin.
Hanya sekitar 1/3 molekul heparin yang dapat terikat kuat dengan AT-III. Heparin berat molekul tinggi (5000-30.000) memiliki afnitas kuat dengan antitrombin dan menghambat dengan nyata pembekuan darah. Heparin dengan berat molekul rendah efek antikoagulannya terutama melalui penghambatan factor Xa oleh antitrombin, karena umumnya molekulnya tidak cukup panjang untuk mengkatalisis pembentukan thrombin.
Terhadap lemak darah, heparin bersifat lipotropik yaitu memperlancar transfer lemak darah ke dalam depot lemak. Aksi penjernih ini terjadi karena heparin membebaskan enzim-enzim yang menghidrolisis lemak, salah satunya ialah lipase lipoprotein ke dalam sirkulasi serta menstabilkan  aktivitasnya. Efek lipotropik ini dapat dihambat oleh protamin.

Ø  EFEK SAMPING
Bahaya utama pemberian heparin adalah perdarahan. Meskipun dahulu dilaporkan perdarahan terjadi 1%-33% pasien yang mendapat heparin, penelitian akhir-akhir ini pada pasien tromboemboli vena yang mendapat heparin IV terjadi pada kurang 3% pasien. Insidens perdarahan tidak meningkat pada pasien yang mendapat heparin berat molekul rendah. Jumlah episode perdarahan nampaknya meningkat dengan meningkatnya dosis total perhari dan dengan derajat perpanjangan aPTT, meskipun pasien dapat mengalami perdarahan dengan nilai   
aPTT, dalam kisaran terapeutik. Dalam hal ini perdarahan kadanga-kadanag disebabkan oleh operasi baru, adanya trauma, penyakit tukak peptic, atau gangguan fungsi trombosit. Terjadinya perdarahan dapat dikurangi dengan : (1) mengawasi/ mengatur dosis obat; (2) menghindari persamaan penggunaan dengan obat yang mengandung aspirin; (3) seleksi pasien; dan (4) memperhatikan kontra-indikasi pemberian heparin. Selama masa tromboemboli akut, resistensi atau toleransi terhadap heparin dapat terjadi, dan karena itu efek antikoagulan harus dimonitor dengan tes pembekuan darah misalnya activated partial thromboplastin time (aPTT). Perdarahan antara lain dapat berupa perdarahan saluran cerna atau hematuria. Wanita usia lanjut dan pasien gagal ginjal umumnya lebih mudah mengalami komplikasi perdarahan. Ekimosis dan hematom pada tempat suntikan dapat terjadi baik setelah pemberian heparin secara SK maupun IM.
Perdarahan ringan akibat heparin b iasanya cukup diatasi dengan menghentikan pemberian heparin. Tetapi perdarahan yang cukup berat perlu dihentikan secara cepat dengan pemberian protamin protamin sulfat, suatu antagonis heparin yang diberikan melalui infuse IV secara lambat.
Protamin sulfat ialah suatu basa kuat yang dapat mengikat dan menginaktivasi heparin, tetapi zat ini memiliki efek antikoagulan dan memperpanjang waktu pembekuan karena protamin juga berinteraksi dengan trombosit, fibrinogen dan protein plasama lainnya. Oleh karena itu jumlah protein plsam yang dibutuhkan untuk menetralkan heparin harus seminimal mungkin, umumnya sekitar 1mg protamin untuk tiap 100 U heparin.
Protamin digunakan untuk melawan efek antikoagulan heparin setelah operasi jantung dan tindakan lain pada pembuluh darah.
 Reaksi anafilaktik terjadi pada 1% pasien diabetes mellitus yang pernah mendapat insulin yang mengandung protamin, tetapi kejadian tersebut dapat terjadi pada kelompok pasien lainnya. Reaksi lain yang lebih jarang terjadi vasokontriksi paru, gangguan fungsi ventrikel kiri, hipotensi sistemik dan netroporia sementara, reaksi ini berlansung segera dan menetap kira-kira 2 jam. Karena efek heparin lebih lama dari protamin maka perdarahan dapat kambuh terutama pada pasien pasca bedah, sehingga diperlukan suntikan protamin berikutnya.
                Karena heparin berasal dari jaringan hewan, maka digunakan harus hati-hari pada pasien alergi. Reaksi hipersensitivitas antara lain berupa menggigil, demam, utikarie, atau syok anafilaksis. Pada penggunaan jangaka panajang dapat terjadi mialgia nyeri tulang dan osteoportosis. Osteoporosis melebihi 20.000 unit/hari diberikan selama 4 bulan atau mungkinj kurang. Kadang-kadang dapat terjadi alopesia sementara dan perasaan panas pada kaki. Trombositopenia ringan yang bersifat sementara dapat terjadi pada 25% pasien, dan pada 5% pasien dapat terjadi Trombositopenia berat.  Trombositopenia ringan terjadi pada agregasi penyakit yang diinduksi heparin, dan Trombositopenia berat akibat terbentuknya antibodi antiplatelet. Agresi trombosit yang diinduksi oleh heparin dapat mengakibatkan timbulnya troboemboeli paradoksal. Bila hal tersebut terjadi maka heparin harus dihentikan pemberiannya, dan diganti dengan antikoagulan oral bila keadaan klinis memungkinkan. Nekrosis berat yang kadang-kadang cukup berat dapat terjadi pada tempat penyuntikan SK.

ekstrak kental buah adas (Extractum Foeniculi Vulgaris Fructus Spissum)


Ekstrak kental buah adas adalah ekstrak yang dibuat dari buah tumbuhan Foeniculum vulgare Mill., suku Apiaceae, mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 12,0% dan trans-anetol tidak kurang dari 7,80%.

Pembuatan Ekstrak <311>
Rendemen Tidak kurang dari 11,2%


Gunakan etanol 95% P sebagai pelarut

Identitas Ekstrak
Pemerian Ekstrak kental; coklat tua; berbau khas adas; rasa agak manis
Senyawa Identitas Trans-anetol
 
Kadar air <83> Tidak lebih dari 10% 

Abu total <81> Tidak lebih dari 1,0%

Abu tidak larut asam <82> Tidak lebih dari 0,5%

Kandungan Kimia Ekstrak
Kadar minyak atsiri Tidak kurang dari 12,0%
Lakukan penetapan kadar sesuai dengan Penetapan Kadar Minyak Atsiri <71>

Kadar trans-anetol Tidak kurang dari 7,80%
Lakukan penetapan kadar dengan cara kromatografi lapis tipis-densitometri seperti tertera pada Kromatografi <61>
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg ekstrak, larutkan dalam 25 mL etanol 95% P di dalam tabung reaksi. Saring ke dalam labu tentukur 50-mL, bilas kertas saring dengan etanol 95% P secukupnya sampai tanda.
Larutan pembanding trans-anetol 0,1% dalam etanol 95 % P, buat enceran hingga diperoleh serapan yang mendekati serapan Larutan uji.
Pengukuran Totolkan masing-masing 1 mL Larutan uji dan enceran Larutan pembanding pada lempeng silika gel 60 F254, eluasi dengan fase gerak diklorometan P, ukur serapan secara kromatografi lapis tipis-densitometri, pada panjang gelombang 254 nm. Hitung kadar trans-anetol dalam Larutan uji dengan rumus :


 

                Au             Cp
% =  --------- x ------- x  f  x 100
                Ap              Cu


Au = Serapan Larutan uji
Ap = Serapan Larutan pembanding
Cu = Konsentrasi Larutan uji
Cp = Konsentrasi Larutan pembanding
f    = Faktor pengenceran / Konstanta

 

ekstrak kental daun jambu biji (Extractum Psidii Guajava Folii Spissum)


Ekstrak kental daun jambu biji adalah ekstrak yang dibuat dari daun Psidium guajava L., suku Myrtaceae, mengandung flavonoid tidak kurang dari 1,40% dihitung sebagai kuersetin.

Pembuatan Ekstrak <311>
Rendemen Tidak kurang dari 12,3%
Gunakan etanol 95% P sebagai pelarut.

Identitas Ekstrak
Pemerian  Ekstrak kental; coklat tua; berbau khas; rasa kelat
Senyawa identitas Kuersetin
Kadar air <83> Tidak lebih dari 10%

Abu total <81> Tidak lebih dari 0,8%

Abu tidak larut asam <82> Tidak lebih dari 0,2%

Kandungan Kimia Ekstrak
Kadar flavonoid total Tidak kurang dari 1,40% dihitung sebagai kuersetin.
Lakukan penetapan sesuai dengan Penetapan Kadar Flavonoid Total <151>
Gunakan kuersetin sebagai pembanding dan ukur serapan pada panjang gelombang 425 nm.

buah adas (Foeniculi Vulgaris Fructus)


Buah adas adalah buah Foeniculum vulgare Mill., suku Apiaceae, mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 1,40% dan trans-anetol tidak kurang dari 0,60%.

Identitas Simplisia
Pemerian Buah berbentuk memanjang, ujung pipih, gundul, bau khas, rasa agak manis dan khas, warna cokelat kehijauan atau cokelat kekuningan hingga cokelat, panjang sampai 10 mm, lebar sampai 4 mm. Bagian luar buah mempunyai 5 rusuk primer, menonjol, warna kekuningan.


Mikroskopis
Fragmen pengenal adalah jaringan endosperm berdinding tebal, berisi minyak lemak dan butir-butir aleuron yang berisi kristal kalsium oksalat berbentuk roset kecil; saluran minyak berwarna kuning atau kecoklatan; parenkim berpenebalan jala berwarna kecoklatan; serabut bernoktah sempit dan endokarp dengan kelompok sel-sel berbentuk hampir tetrahedral tersusun berlainan arah. Tidak terdapat rambut atau amilum.


Senyawa Identitas Trans-anetol.

Pola kromatografi
Lakukan kromatografi lapis tipis sesuai yang tertera pada Kromatografi <61> dengan parameter sebagai berikut :
Fase gerak                          :   Toluen P-etil asetat P (90:10)
Fase diam                            :   Silika gel 60 F254
Larutan uji                          :   10% dalam etanol P, gunakan Larutan uji KLT seperti tertera pada Kromatografi <61>
Larutan pembanding     :   Trans-anetol 1% dalam etanol P
Volume penotolan          :               Totolkan 20 mL Larutan uji dan 2 mL Larutan pembanding
Deteksi                                 :   UV366

Susut pengeringan <111>  Tidak lebih dari 10%

Abu total <81> Tidak lebih dari 13,1%

Abu tidak larut asam <82> Tidak lebih dari 2,7%

Sari larut air <91> Tidak kurang dari 20,0%

Sari larut etanol <92> Tidak kurang dari 8,6%

Kandungan kimia simplisia
Kadar minyak atsiri  Tidak kurang dari 1,40%
Lakukan penetapan kadar sesuai dengan Penetapan Kadar Minyak Atsiri <71>

Kadar trans-anetol Tidak kurang dari 0,60%
Lakukan penetapan kadar dengan cara kromatografi lapis tipis-densitometri seperti tertera pada Kromatografi <61>
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg serbuk, buat larutan uji sesuai dengan pembuatan Larutan uji simplisia <321> gunakan pelarut etanol 95% P, dalam labu tentukur 50-mL.
Larutan pembanding trans-anetol 0,1% dalam etanol 95 % P, buat enceran hingga diperoleh serapan yang mendekati serapan Larutan uji.
 



daun jambu biji (Psidii Guajava Folii Spissum)


Daun jambu biji adalah daun Psidium guajava L., suku Myrtaceae, mengandung flavonoid total tidak kurang dari 0,20% dihitung sebagai kuersetin.

Identitas Simplisia
Pemerian Bentuk berupa lembaran daun, warna hijau; bau khas aromatik; rasa kelat. Daun tunggal, bertangkai pendek, panjang tangkai daun 0,5-1 cm; helai daun berbentuk bundar menjorong, panjang 5-13 cm, lebar 3-6 cm; pinggir daun rata agak menggulung ke atas; permukaan atas agak licin, warna hijau kecoklatan; ibu tulang daun dan tulang cabang menonjol pada permukaan bawah, bertulang menyirip.

Mikroskopik
Fragmen pengenal banyak terdapat rambut penutup yang terlepas; epidermis bawah dengan kristal kalsium oksalat; stomata tipe anomositis; mesofil dengan kelenjar minyak; berkas pengangkut.

Senyawa identitas Kuersetin

Pola kromatografi
Lakukan kromatografi lapis tipis sesuai yang tertera pada Kromatografi <61> dengan parameter sebagai berikut :           
Fase gerak                          : Kloroform P-aseton P-asam formiat P (10:2:1)  
Fase diam                            : Silika gel 60 F254
Larutan uji                          : 1% dalam etanol P, gunakan Larutan uji KLT seperti tertera pada Kromatografi <61>
Larutan pembanding     : Kuersetin 0,1% dalam etanol P
Volume penotolan          :   Totolkan 20 mL Larutan uji dan 2 mL Larutan pembanding
Deteksi                                 : Aluminium klorida LP dan Sinar tampak

furosemid


Furosemide adalah obat yang digunakan untuk mengurangi bengkak/edema dan penyimpanan cairan yang disebabkan oleh berbagai macam masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung atau hati. Furosemide juga digunakan untuk pengobatan tekanan darah tinggi / hipertensi. Furosemide bekerja dengan membloking absorpsi garam dan cairan dalam tubulus ginjal, sehingga menyebabkan peningkatan jumlah urin yang diekskresikan. Efek diuretik furosemide dapat menyebabkan deplesi cairan tubuh dan elektrolit dalam tubuh, dieresis dalam 10-20 menit, efek maksimal 1,5jam, dan lama kerja dalam tubuh adalah 4-5jam.Furosemid lebih sering digunakan daripada asam etakrinat, karena efek gangguan saluran cerna yang lebih ringan dan kurva dosisnya yang kurang curam.
·         Indikasi
Furosemide tablet diindikasikan pada pasien dewasa dan anak-anak untuk pengobatan edema yang dihubungkan dengan gagal jantung kongestif, sirosis hati, dan penyakit ginjal, termasuk syndrome nephritic. Furosemide tablet juga digunakan pada dewasa untuk pengobatan hipertensi.
·         Efek Samping
Setiap obat mempunyai efek samping, tetapi beberapa orang ada yang tidak menunjukkan efek samping, ada yang sedikit yang menunjukkan efek samping, dan ada yang menunjukkan efek samping. Furosemide menimbulkan efek samping sebagai berikut :anemia, sensasi abnormalitas kulit, kejang kandung kemih, penglihatan kabur, konstipasi/sembelit, kram, pusing, demam, iritasi mulut dan lambung, kemerahan, sedikit ikterik, kejang otot, telinga berdengung, fotosensitivitas, inflamasi vena, mual, jaundice. Biasanya frekuensi urin maksimal sampai enam jam setelah dosis pertama, dan akan menurun setelah mengkonsumsi furosemide dalam waktu beberapa minggu
·         Cara penggunaan
Furosemide ada yang dalam bentuk oral (tablet) dan injeksi (IV / IM). Untuk yang penggunaan oral mungkin pasien sudah familiar , tetapi untuk yang injeksi biasanya pasien diberikan injeksi oleh dokter. Untuk penggunaan injeksi dirumah, maka pasien akan diberikan latihan tentang cara penggunaan injeksi oleh petugas kesehatan. Dalam hal ini pasien harus benar-benar mengerti apa yang telah diajarkan baik tentang pengaturan dosis sampai teknik aseptic sebelum melalukan injeksi. Pasien tidak diijinkan untuk meningkatkan dosis sendiri lebih dari yang telah diresepkan atau berhenti menggunakan obat tanpa konsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Dosis yang diberikan tergantung pada keadaan klinis pasien dan respon terhadap terapi. Pada anak-anak penggunaan dosis lebih dari 6 mg/kg BB tidak dianjurkan. Pemakaian dosis pertama mungkin akan meningkatkan jumlah urin atau pasien akan sering BAK, oleh karena itu supaya tidak mengganggu kenyamanan tidur pasien, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi obat sebelum jam 6 sore.
·         Dosis
Untuk pemberian injeksi dosis Minimal/Maximal untuk dewasa adalah 10 mg/600mg. untuk anak-anak dosis Minimal/Maximal adalah 0.5mg/kg / 6 mg/kg. Sedangkan untuk pemberian secara oral untuk dewasa dosis Minimal/Maximal adalah 20 mg / 600 mg, dan untuk anak-anak dosis Minimal/ Maximal adalah 0.5 mg/kg / 6 mg/kg.
Untuk pengobatan edema, pada dewasa bisa digunakan Furosemide tablet 20-80 mg single dose. Jika dibutuhkan, pada dosis yang sama dapat diberikan 6-8 jam berikutnya atau dosis bisa ditingkatkan. Dosis bisa ditingkatkan 20 atau 40 mg dan tidak diberikan kurang dari 6-8 jam berikutnya. Pasien dengan sigle dose harus diberikan satu atau dua kali sehari (misal : pada jam 8 pagi dan 2 siang). Untuk anak-anak dapat juga diberikan per oral tablet dengan dosis 2 mg/kg BB diberikan single dose. Jika respon diuretik tidak juga hilang maka dosis dinaikkan 1-2 mg/kg BB diberikan 6-8 jam setelah pemberian sebelumnya, asalkan pemberian dosis tidak mencapai kadar minimal yaitu lebih dari 6 mg/kg BB.
Pada pengobatan hipertensi dapat juga diberikan furosemide tablet 80 mg, biasanya dibagi menjadi 40 mg dan diberikan dua kali sehari. Jika respon tidak begitu memuaskan, dapat ditambahkan agen antihipertensi yang lain. Tetapi perubahan tekanan darah harus selalu dimonitor ketika furosemide diberikan dengan agen antihipertensi yang lain. Untuk mencegah tekanan darah yang turun secara mendadak, dosis agen-agen yang lain harus dikurangi minimal 50% ketika furosemide tablet ditambahkan ke dalam regimen.

krim anti aging


Krim anti aging adalah produk yang membantu proses peremajaan kulit tanpa menimbukan kerugian tambahan. Banyak studi penelitian telah menemukan bahwa bahan utama untuk setiap anti penuaan krim adalah vitamin. Ini cukup logis karena dari beberapa dekade yang lalu penelitian telah menemukan kekuatan vitamin ini untuk membuat pengguna merasa sehat, baik dan memiliki usia yang terlihat lebih muda.

Tanda-tanda dari proses penuaan adalah :
  • Kulit kekeringan
  • Keriput dan garis-garis halus
  • Kulit tidak merata nada
  • Terlihat pori-pori
  • Kasar tekstur kulit
  • Kulit kusam
  • Bercak dan noda-noda penuaan

Anti aging telah dikenal sejak lama, namun orientasinya masih berfokus pada kondisi tubuh. Pada 1970, American Association Aging dibentuk berdasarkan dorongan dari Denham Harman , pencetus dari teori radikal bebas dari penuaan. Harman menginginkan organisasi biogerontologists yang dikhususkan untuk penelitian dan untuk berbagi informasi antara para ilmuwan yang tertarik untuk memperpanjang jangka hidup manusia. Pada tahun 1976, futuris Joel Kurtzman dan Philip Gordon menulis No Dying More. The Conquest Of Aging And The Extension Of Human Life merupakan buku populer pertama pada penelitian untuk memperpanjang umur manusia. Selanjutnya, Kurtzman diundang untuk memberikan kesaksian di depan House Select Committee on Aging, yang diketuai oleh Claude Pepper of Florida, untuk membahas dampak perpanjangan kehidupan di sistem Jaminan Sosial. Saul Kent menerbitkan The Life Extension Revolution pada tahun 1980 dan menciptakan sebuah perusahaan nutraceutical yang diberi nama Life Extension Foundation , sebuah organisasi non-profit yang mempromosikan suplemen makanan. The Life Extension Foundation menerbitkan yang disebut Life Extension Magazien yang diterbitkan pada periode-periode tertentu. Tahun 1982 best seller Life Extension: A Practical Scientific Approach dengan Durk Pearson dan Sandy Shaw lebih lanjut mempopulerkan frase "ekstensi kehidupan".
Namun pada beberapa dekade terakhir, dikenal krim anti aging. Krim anti aging yang sebagian besar berisi pelembab, berdasarkan produk kosmetik perawatan kulit, krim ini dipasarkan untuk membuat konsumen terlihat lebih muda dengan mengurangi keriput yang terlihat , garis-garis ekspresi, perubahan pigmentasi, kelainan warna kulit dan lingkungan (terutama dari matahari) kondisi terkait kulit . Skala penilaian yang komprehensif untuk anti-penuaan pada kulit telah disahkan dan dikategorikan sebagai: kelemahan (melorot), rhytids (keriput), dan berbagai kategori photoaging, termasuk eritema (kemerahan), dyspigmentation (perubahan warna coklat), surya elastosis (kuning), keratosis (pertumbuhan normal), dan tekstur kasar.
Komponen sediaan cream anti aging:
·         Fase minyak :hidrokarbon,lilin,asam lemak
·         Fase air :humektan,alcohol,pengental, air )
·         Surfaktan /amulgator
*      nonionic : gliserin.PEG,sorbitan sabun,asam lemak
*      Anionic : sabun asam lemak,sodium alkil sulfat
·      Tambahan
*      Antioksidan :BHT,BHA ,vitamin c. vitamin A,hormone pertumbuhan
*      Pengawet :asam sorbet,golongan paraben)
*      Antikelat :EDTA
*      Antimikroba
*      Parfum
*      Pewarna

Krim
anti aging biasanya mengandung bahan anti aging seperti:  
  • Retinol (misalnya, dalam bentuk palmitat retinil ). Dalam berbagai formulasi telah ditunjukkan untuk mengurangi garis-garis halus dan pori-pori.
  • Faktor Pertumbuhan epidermis , terbuat dari 53 asam amino untuk merangsang pembaharuan sel dan kolagen produksi di kulit dan memperkuat elastisitas dan struktur kulit. Dalam berbagai penelitian Epidermal Growth Factor telah terbukti mengurangi garis-garis halus, keriput dan kulit kendur. Selain itu juga dapat menyembuhan (luka dan luka bakar) dan anti-inflamasi bila diterapkan ke kulit.
  • Alpha hydroxy acids (AHAs) and beta hydroxy acids or other chemical peels . Asam hidroksi alpha dan asam hidroksi beta atau kulit kimia lainnya. Ini membantu untuk memecah "lem" intraseluler yang menyimpan sel-sel mati pada kulit. Penggunaan jenis produk ini setiap hari secara bertahap akan meningkatkan Pengelupasan lapisan epidermis . Asam hidroksi alpha bisa membuat iritasi beberapa jenis kulit, dan menyebabkan kemerahan dan mengelupas.
  • Peptida , seperti Argireline ( asetil hexapeptide-3 ), Matryxil, dan peptida tembaga .
  • Koenzim Q10
  • Anti-oksidan adalah zat yang dapat melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh molekul tidak stabil yang dikenal sebagai radikal bebas.
  • Tabir surya. Pelindung UVA tingkat tinggi direkomendasikan sebagai radiasi UVA yang dikaitkan dengan efek penuaan seperti keriput.

Home