Gambir
merupakan sari getah yang diekstraksi dari daun tanaman gambir (Uncaria Gambier
Roxb) yang dilakukan dengan berbagai cara pengolahan mulai dari pengolahan
tradisional maupun dengan mengunakan
peralatan semi mekanis ataupun peralatan modern. Proses pembuatan gambir diawali
dengan perebusan daun dan ranting gambir dilanjutkan dengan pengempaan daun dan
ranting gambir pada alat kempa, getah daun dan air perasan dari getah daun
(ekstrak) hasil kempa ditampung untuk selanjutnya dilakukan pengendapan getah,
penirisan endapan gambir, pecetakan dan pengeringan (Amos,2010; Muchtar, 2008;
Wibowo, 2005).
2.1.1.
Klasifikasi Tanaman Gambir (Uncaria gambir Roxb.)
Kerajaan/Kingdom :
Plantarum
Divisio :
Spermatophyta
Sub divisio :
Angiospermae
Kelas/Class :
Dicotyledonae
Bangsa/Ordo :
Rubiales
Suku/Family :
Rubiaceae
Marga/Genus :
Uncaria
Jenis/Spesies :
Uncaria gambier Roxb. (Haryanto, 2009)
2.1.2
Nama Daerah dan Nama Asing Gambir
Sumatra : gambe, gani, kacu, sontang, gambee,
gambie, gambu, gimber, pengilom, sepelet. Jawa : santun, ghambhir. Kalimantan :
kelare, abi, gamer, kambim, sori. Nusa Tenggara : tagambe, gambele,
gamelo,gambi, gambe, gambiri, gata, gaber. Maluku : kampir, kampir, ngambir
gaamer, gabi, tegabere, gagabere, gabere, gambe. Inggris : gambier, white cutch
(Depkes RI, 1989; BPPOM RI, 2010).
2.1.3.
Morfologi Gambir dan Tumbuhan Gambir
Gambir berupa padatan berbentuk kubus atau silindris
tidak beraturan, warna permukaan luar coklat muda sampai coklat tua kemerahan,
warna permukaan yang baru dipatahkan coklat sampai cokelat kekuningan, bau
khas, rasa sepat, sedikit pahit diakhiri agak manis (Depkes RI, 2008).
Tumbuhan gambir merupakan tumbuhan berhabitus
perdu, memanjat, batang bulat, tidak berambut, punya kait diantara dua tangkai
daun yang berhadapan, kecil, pipih, daun penumpu agak besar, bulat. Daun
berhadapan, tipis, bulat, tangkai daun tidak berambut, panjang 0,5-0,8 cm,
pertulangan primer pada permukaan daun sebelah bawah menonjol. Bijinya banyak,
kecil, halus, berbentuk jarum, panjang 0,4 cm, dan bewarna kuning (BPOM RI,
2010).
2.1.4.
Kandungan Kimia
Kandungan kimia utama gambir adalah katekin dan asam
kateku tanat. Kandungan lainnya adalah
pirokatekol, gambir fluoresensi, kateku merah, quersetin, fixed oil, lilin, dan mengandung sedikit
alkaloid. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) menyatakan gambir mutu 1
mengandung 60% kadar katekin dan gambir mutu II mengandung 40% kadar katekin
(Amos, 2010; Muchtar,Yusmeiarti & Yeni, 2008).
2.1.5.
Kegunaan Gambir
Gambir banyak kegunaannya di antaranya untuk
pengobatan luka bakar dan gangguan lambung, gangguan pencernaan seperti diare,
obat sakit gigi dan digunakan sebagai obat kumur untuk pengobatan radang
tenggorokan, dan infeksi bakteri. Selain itu, gambir digunakan untuk gangguan
pembuluh darah, perangsang sistem syaraf otonom, anti oksidan, obat penyakit
hati dan anti inflamasi. Di bidang kosmetik gambir sebagai tabir surya, anti
jerawat dan anti penuaan. Gambir dapat menghambat
pembentukan enzim elastase yang terbentuk karena paparan sinar UV. Gambir dapat
menghambat aktifitas enzim elastase pada konsentrasi 0,001 sampai 10,0%.
Kandungan utama gambir yang berpotensi sebagai anti penuaan dini adalah
katekin. Isolat Katekin dapat menghambat aktifitas enzim elastase dengan IC50 sebesar 20,2 µg/mL. (Apea-Bah
dkk, 2009; Nazir, 2000; Shinji, 2001; Azmi, 2006; Anggraeni, 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar