Assalamualaikum wr.wb

Semoga bermanfaat.....^-^

krim


Kulit merupakan lapisan yang menutupi dan melindungi seluruh tubuh dari berbagai macam gangguan dari luar tubuh yang menyebabkan hilangnya kelembaban sehingga kulit menjadi kering. Kulit kering mempunyai karakter kasar dan keras, tidak fleksibel, dan pecah-pecah akibat kekurangan air di stratum corneum dan kelembaban yang rendah (Mitsui1997). Bawab dan Friberg (2004) mengemukakan bahwa lapisan mantel terdiri dari zat-zat yang berfungsi sebagai pertahanan dalam melawan kuman dan bakteri, salah satunya garam yang berasal dari kelenjar keringat. Garam yang terdapat pada mantel asam menyebabkan kondisi yang hiperosmosis sehingga dapat memusnahkan bakteri karena konsentrasi garam yang tinggi menyebabkan air dari dalam bakteri tertarik dan bakteri mengalami dehidrasi. Kulit dapat melindungi diri dari berbagai faktor yang menyebabkan kulit menjadi kering secara alamiah yaitu dengan adanya Natural Moisturizing Factor (NMF) yang merupakan tabir lemak pada lapisan stratum corneum atau disebut dengan mantel asam. Dalam kondisi tertentu NMF tersebut tidak mencukupi, sehingga dibutuhkan perlindungan tambahan non alamiah yaitu dengan memberikan kosmetika pelembab kulit (Wasitaatmadja 1997).
Kosmetik pelembab (moisturizers) merupakan kosmetik perawatan yang bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh seperti udara kering, sinar matahari terik, angin keras, umur lanjut, berbagai penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat penguapan air sehingga kulit menjadi lebih kering.
Krim pelembab adalah adalah sediaan setengah pada berupa emulsi kental mengandung tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar yang bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbangai faktor. Tipe krim ada dua yaitu : krim tipe air minyak ( A/M  ) dan krim minyak air ( M/A ). Untuk membuat krim digunakan zat pengemulsi, umumnya berupa surfaktan-surfaktan anionic, kationik dan nonionic. Sabun krim tipe A/M digunakan : sabun polivalen, span, adeps lanae, cholesterol, cera. Untuk krim tipe M/A digunakan : Triethanolaminum stearat, natrium stearat, ammonium stearat. (Moh.Anief : Ilmu Meracik Obat )
Sebagai bahan pengemulsi krim dapat digunakan emulgid, lemak bulu domba, setasium, setilalkohol, stearilalkohol, golongan sorbitan, polisorbat, PEG dan sabun. Bahan pengawet yang sering digunakan umumnya adalah metilparaben ( nipagin ) 0,12-0,18% dan propel paraben ( nipasol ) 0,02-0,05%. ( Drs. H. Syamsuni, Apt : Farmasetika Dasar dan Perhitungan Farmasi )
Istilah krim secara luas digunakan dalam farmasi dan industri kosmetik, dan banyak produk dalam perdagangan disebut sebagai krim tetapi tidak sesuai dengan bunyi definisi diatas. Banyak hasil produk yang nampaknya seperti krim tetapi tidak mempunyai dasar dengan jenis emulsi, biasanya disebut krim. Vanishing krim umumnya emulsi minyak dalam air, mengandung air dalam persentase yang besar dan asam stearat. Setelah pemakaian krim, air menguap meninggalkan sisa berupa selaput asam stearat yang tipis. Banyak dokter dan pasien lebih suka pada krim daripada salep, untuk satu hal, umumnya mudah menyebar  rata dan dalam hal krim dari emulsi jenis minyak dalam air lebh mudah dibersihkan daripada kebanyakan salep. Krim dikemas dan diawetkan dalam cara yang sama seperti salep yaitu sering memerlukan penambahan pengawet kimia sebagai antimikroba pada formulasi untuk mencegah pertumbuhan mikroba organisme yang terkontaminasi. Preparat setengah padat harus pula dilindungi melalui kemasan dan penyimpanan yang sesuai dari pengaruh pengrusakan oleh udara, cahaya, uap air ( lembab ) dan panas, serta kemungkinan terjadinya interaksi kimia antara sediaan dengan wadah. ( Howard C. Ansel : pengantar bentuk sediaan farmasi ).
Selain krim pelembab sediaan kosmetik lain seperti lotion juga dapat mempunyai tujuan penggunaan yang sama yaitu untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Home