Assalamualaikum wr.wb

Semoga bermanfaat.....^-^

Repaglinide (miglitinida, anti diabetes )


o   FARMAKOLOGI : Adalah obat antidiabetik oral golongan Calsium Chanel Blocker. Mekanisme kerjanya adalahsama seperti sulfonil urea, hanya pengikatan terjadi ditempat lain dan kerjanya lebih singkat. Yaitu menstimulasi sel beta dari Pulau Langerhans, sehingga sekresi insulin ditingkatkan. Disamping itu kepekaan sel – sel beta bagi kadar glukosa darah diperbesar melalui pengaruhnya atas protein transport glukosa.Menurunkan kadar glukosa darah dengan jalan merangsang sekresi insulin dari kelenjar pankreas.
o   DOSIS :Repaglinida dapat diberikan 2, 3, atau 4 kali sehari 30 menit sebelum makan. Untuk pasien yang belum pernah mendapat terapi OHO atau insulin, atau yang kadar HbA1c nya < 8%, dosis awal dapat diberikan 0,5 mg setiap kali sebelum makan. Untuk pasien yang sudah pernah mendapat terapi OHO atau/dan insulin, atau yang kadar HbA1c nya ≥ 8%, dosis awal Repaglinida dapat diberikan 1 atau 2 mg setiap kali sebelum makan. Dosis dapat dinaikkan sesuai respon terhadap terapi, maksimal 4 mg per kali makan, 16 mg per hari.
o   INDIKASI :Diabetes mellitus Tipe II yang tak dapat dikendalikan hanya dengan diet dan olah raga.
o   KONTRAINDIKASI :Hipersensitivitas terhadap repaglinida, ketoasidosis diabetic dengan atau tanpa koma, diabetes tipe 1
o   EFEK SAMPING :Efek samping yang mungkin terjadi adalah keluhan saluran cerna, antara lain diare, konstipasi, mual, muntah. Juga dapat terjadi nyeri otot.Sebagaimana OHO lainnya, hipoglikemia dapat terjadi jika terapi tidak terkontrol dengan baik. Ciri-ciri hipoglikemia antara lain pusing, pucat, gemetar dan keluar keringat dingin. Hipoglikemia berat dapat menyebabkan hilang kesadaran dan kerusakan pada otak.
o   NTERAKSI :
Dengan Obat Lain :  Karena repaglinida terutama dimetabolisme oleh CYP2C8 dan CYP3A4, maka semua senyawa yang merupakan inhibitor atau inductor CYP2C8 dan CYP3A4 dapat berinteraksi farmakologis dengan repaglinida. Obat-obat yang merupakan inhibitor CYP3A4 antara lain ketokonazol, itrakonazol, dan eritromisin. Obat-obat yang merupakan inhibitor CYP2C8 antara lain trimetoprim, gemfibrozil dan mentolukast. Obat-obat yang merupakan induktor CYP3A4 dan/atau CYP2C8 antara lain rifampin, senyawa-senyawa barbiturate dan karbamazepin
a.      Gemfibrozil dan Itrakonazol: meningkatkan AUC, Cmax dan memperpanjang waktu paruh repaglinida, sehingga memperkuat dan memperpanjang efek hipoglikemik dari repaglinida.
b.      Rifampisin: menurunkan AUC dan Cmax repaglinida, sehingga menurunkan dan memperpendek efek hipoglikemik dari repaglinida.
c.       Levonorgestrel dan Etinilestradiol: meningkatkan Cmax repaglinida, Levonorgestrel dan Etinilestradiol, meningkatkan AUC Etinilestradiol, namun tidak mempengaruhi AUC repaglinida dan levonorgestrel.
d.      Simvastatin: meningkatkan Cmax repaglinida, sedangkan AUC tidak berubah.
e.      Klaritromisin: meningkatkan Cmax dan AUC repaglinida
f.        Trimetoprim: meningkatkan Cmax dan AUC repaglinida
Disamping itu, pemberian repaglinida bersama dengan obat-obat yang dapat meningkatkan atau menurunkan kadar glukosa darah juga harus dilakukan dengan hati-hati. Pemberian repaglinida bersama dengan obat-obat yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah darah dapat menurunkan efek hipoglikemik repaglinida, sebaliknya pemberian repaglinda bersama dengan obat-obat yang dapat menurunkan kadar glukosa darah dapat meningkatkan risiko terjadinya hipoglisemia. Obat-obat yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah antara lain: senyawa-senyawa tiazida dan diuretika lainnya, kortikosteroid, fenotiazin, hormone-hormon tiroid, estrogen, kontraseptif oral, fenitoin, asam nikotinat, isoniazida, obat-obat simpatomimetika, dan calcium channel blocker. Obat-obat yang dapat menurunkan kadar glukosa darah antara lain: NSAID (nonsteroidal anti-inflammatory drugs), senyawa-senyawa obat lain yang berikatan sangat kuat dengan protein, salisilat, sulfonamide, kloramfenikol, kumarin, probenesida, inhibitor monoamine oksidase (MAO inhibitor), dan beta adrenergic blocker. Sebagai informasi tambahan, dari beberapa hasil penelitian diketahui bahwa repaglinida tidak berinteraksi farmakologis dengan nifedipin, warfarin, digoksin, dan teofilin.
Dengan Makanan : -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Home